Langsung ke konten utama

Review Tas Gunung Carrier Deuter Aircontact Pro 60+15

Review Tas Gunung Carrier Deuter Aircontact Pro 60+15

Tas ini merupakan tas gunung ketiga yang pernah saya beli dan masih saya pakai hingga sekarang. Gak kehitung berapa kali tas ini menemani perjalanan saya. Tak hanya ke gunung, tapi juga traveling bahkan mudik pulang kampung. Simak review lengkapnya di bawah ini.


Info pembelian
Tas ini saya beli bulan Desember 2013 via online di Tandike Outdoor Equipment Jakarta seharga 2,4 juta rupiah (sudah termasuk ongkos kirimnya). Saya beli di Tandike bersarkan info dari berbagai forum outdoor, salah satunya di KasKus OANC (Outdoor & Nature Clubs). Tandike ini satu-satunya distributor resmi Deuter di Indonesia (bisa cek disini). Jadi keasliannya tidak perlu diragukan lagi. Saat itu harga Deuter memang lagi naik. Setahun kemudian saya cek di website Tandike harganya sudah naik menjadi 2,8 juta rupiah. Sekadar info, Tandike juga menjual perlengkapan outdoor dari berbagai merk terkenal luar negeri, khususnya Eropa. Produk yang dijual selain Deuter di antaranya: Beal, Petzl, Karrimor, Lafuma, dan Trangia.


Alasan memilih tas ini
Pertama kali jatuh hati pada tas ini gara-gara dipakai teman saya. Sekitar awal 2013. Tas ini kelihatan begitu kokoh dan sangat nyaman back-systemnya. Kata teman saya itupun demikian. Ia sangat merekomendasikan tas ini. Kendala utamanya tinggal masalah dana saja. Maklum masih anak kuliahan. Niat untuk membeli tas ini saya urungkan dulu dan alhasil Berghaus Torridon 65 lah yang saya beli. Baru ketika tabungan saya mencukupi ditambah dengan menjual carrier saya yang lama itu, barulah saya bisa beli tas ini. Faktor lain yang juga berpengaruh ialah soal merk. Deuter ini pemain lama. Usia perusahaan pembuat tas asal Jerman ini sudah seabad lebih loh. Deuter sudah berdiri sejak 1898. Mereka lebih mengkhususkan diri untuk membuat tas-tas outdoor. Jadi, nama besar merk ini tak perlu diragukan lagi. Seri Aircontact Pro sendiri merupakan seri paling high-end keluaran Deuter. Selain Deuter saya juga mempertimbangkan Osprey. Namun saya jadi ragu karena kebanyakan tas Osprey ukuran torso-nya sudah fixed. Belum lagi secara kapasitas, kustomisasi, dan adaptability tas Deuter lebih menjanjikan. Untuk Sejarah perusahaan Deuter bisa dibaca disini atau lihat videonya disini.


Riwayat pemakaian
Debut pertama tas ini saya pakai di Gunung Slamet bulan Desember 2013. Hingga sekarang masih saya pakai. Tak terhitung berapa kali saya pakai tas ini. Selain hiking, tas ini pernah menemani saya traveling, mudik ke kampung halaman, dan bahkan pernah saya pakai sebulan di Madura buat Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan wajib yang diselenggarakan kampus untuk membantu masyarakat di desa. Intinya seperti bakti sosial. Tas ini terjual lewat online bulan Maret 2020 setelah hampir 7 tahun menemani petualangan saya.


Spesifikasi Produk
Seperti Berghaus Torridon 65 saya sebelumnya, tas ini dibuat di Vietnam. Berikut spesifikasi Deuter Aircontact Pro 60+15:
  • Best use: Outdoor and Traveling
  • Jenis frame:  2 buah internal frame dengan bentuk menyilang seperti huruf X
  • Material Frame: Stainless steel aluminium
  • Kapasitas: 60 + 15 Liter
  • Belt adjustable: Yes 
  • Torso length adjustable: Yes (Vari-fit adjustable back-system)
  • Jumlah kantong:  9 (top lid + kompartemen utama + kompartemen sleeping bag + 2 kompartemen samping + 2 kantong samping + kantong belakang + 1 kantong kecil di sabuk pinggang)
  • Material: Deuter-Duratex (1000D) dan Micro Rip Pro 6.6 (330D)
  • Berat tas: 3,1 Kg
  • Sleeping bag kompartemen: Yes
  • Water bladder compatible: Yes (up to 3 liters)
  • Raincover: Yes (include)
  • Gender: Men's
  • Varian lainnya: Seri ini merupakan yang reguler untuk Men's dengan dua size yakni 60+15 (warna biru) dan 70+15 (warna hitam) sedangkan yang untuk womens seri SL (singkatan dari Slim Line) juga ada dua size, 55+15 (warna merah & coklat) dan 65+15 (biru muda & hijau muda). Selain itu tersedia pula seri EL (Extra Long) untuk yang panjang torso-nya besar.
  • Website: http://deuter.com/DE/en/trekking/aircontact-pro-60-plus-15-33823.html


Desain
Bisa dilihat bahwa bentuk tas ini di desain secara spesifik untuk trekking jarak jauh dengan membawa banyak muatan. Tas tampak kokoh dan padat. Bentuk tas bisa menggemuk jika kedua kantong samping terisi penuh. Namun secara overall tas masih bertipikal meninggi, sesuai dengan selera saya. Dari segi warna juga tak kalah menarik dan menurut saya Deuter tahu gimana membuat kesan supaya tas ini tampak gagah. Corak warna pada seri SL sesuai dengan karakter cewek yang feminim. Singkat kata desain tas ini memang istimewaTas ini termasuk kategori tas ekspedisi. Pantes ukurannya jumbo. Saya gak pernah kekurangan tempat selama memakainya. Bahkan sering gak sampai full. Imbasnya tas ini terdapat banyak sekali tali kompresi untuk menjaga muatan di dalam supaya tetap stabil. Di samping kiri dan kanan masing-masing ada 2 buah tali kompresi. Ditambah 2 lagi di bagian kompartemen sleeping bag. Di bagian kantong atasnya dipasangi D-ring supaya bisa diberi tali kompresi untuk membawa item yang cukup besar semisal sleeping pad, matras, tikar, solar panel, trekking pole, fly sheet, frame tenda, dan lain sebagainya. Saya sendiri jarang menggunakannya karena barang-barang bawaan saya semuanya bisa masuk ke dalam tas. Banyaknya tali kompresi membuat tas ini sangat adaptif dan serbagunaSisi negatifnya ialah tali strap-nya menjuntai kemana-mana. Meski tidak mengganggu namun membuat tas terkesan kurang rapih dipandang. Yang paling membuat saya kagum Deuter benar-benar memerhatikan detail tas ini. Seperti contohnya terdapat lekukan kedalam tepat di bagian belakang kepala. Ini berfungsi supaya tas tidak menghalangi pergerakan kepala bahkan ketika tas terisi penuh sekalipun. Terbukti ketika saya pakai, gerakan kepala bisa bebas tanpa terhalang tas. Desain sabuk pinggang dan pundaknya sangat padat busanya. Hal yang semakin langka dijumpai pada tas-tas carrier apalagi di era serba ultralight seperti sekarang ini. Keduanya dirancang mengikuti kontur anatomis tulang manusia sehingga sangat nyaman dipakai.


Fitur
Tas ini memiliki 9 kompartemen yaitu kompartemen ataskompartemen utama, kompartemen sleeping bag, 2 buah kompartemen samping, 2 buah kantong samping, kantong belakang, dan kantong kecil di bagian sabuk pinggang sebelah kanan. Kapasitas kantong atasnya relatif besar. Saya pakai buat naruh raincoat supaya mudah mengambilnya jika sewaktu-waktu turun hujan. Di dalamnya ada sekat kecil dari jaring dengan risleting yang biasa saya gunakan untuk naruh dompet, kunci, dan id card. Di balik bagian kantong atas, tepat di bagian yang ada label SOS-nya terdapat kantong yang cukup besar dengan penutup risleting. Kantong atas ini bisa dilepas dan digunakan sebagai daypack mini dengan memakai tali strap tambahan yang disertakan dalam pembelian. Bisa juga untuk tas summit. Namun bentuknya terlalu kecil dan kurang praktis. Malah terkesan aneh saat dipakai. Lihat penampakannya disini. Bagian atas kompartemen utamanya masih bisa ditinggikan lagi hingga 15 liter. Ada kantong elastis buat naruh water bladder dengan lubang di sebelah kanan dan kiri untuk ngeluarin selangnya. Di dalam kompartemen utama ini ada tali kompresi yang bisa dipakai untuk mengikat item supaya tidak goyang-goyang di dalam. Kompartemen utama ini bisa diakses dari atas seperti lazimnya carrier-carrier pada umumnya dan juga dari depan. Akses dari depan berbentuk huruf U sehingga memudahkan buat ngambil item yang tertimbun di dalam tas tanpa harus mengeluarkannya satu-persatu dari atas. Kompartemen bawahnya sangat luas. Kompartemen ini saya gunakan untuk nyimpan sleeping bag, pakaian-pakaian ganti, jaket midlayer, dan lain-lain, khususnya item besar-besar yang gak seberapa berat dan digunakan paling terakhir ketika malam hari atau sewaktu akan mendirikan tenda. Antara kompartemen bawah dan kompartemen utama terdapat sekat yang bisa dibuka. Saya sendiri tidak pernah membukanya karena lebih mudah mengorganisir barang bawaan bila diberi sekat. Pada kedua sisi di samping tas terdapat kompartemen yang lumayan besar. Meskipun kedua kompartemen sampingnya terisi penuh, bentuk tas tidak terlihat menggemuk. Saya biasa menyimpan item-item kecil disini semisal: gelas, gaiter, kacamata, topi, sarung tangan, tas lipat untuk muncak, gas kaleng, dan lain sebagainya. Itupun masih sisa banyak ruang yang tak terpakai. Di depan tas ada kantong berukuran sedang. Kantong ini biasa saya pakai naruh perlengkapan P3K serta alat-alat mandi. Tak ketinggalan saku kecil di bagian sabuk pinggang sebelah kanan untuk menyimpan kamera, GPS, atau HP. Herannya mengapa yang di sebelah kiri tidak sekalian diberi saku kecil kecil juga. Nanggung banget. Dalam tas ini disertakan raincover berwarna biru yang bisa dilepas. Raincover ini tersimpan di bagian paling bawah tas yang ditutup pakai risleting. Ketika saya tes, hasilnya 100% waterproof. Harganya cukup mahal, sekitar 300 ribuan untuk yang ukuran besar (45-90 liter). Saya beli lagi raincover murah khusus dipakai di kendaraan umum semisal di bus atau kerata api. Pengalaman dari teman saya, raincover-nya sobek sewaktu dimasukkan ke dalam bagasi bus. Raincover aslinya ini benar-benar saya jaga karena harganya mahal. Saya hanya memakainya saat trekking saja. Tas ini kompatibel dengan water bladder sampai yang berukuran 3 liter. Hanya saja lubang selangnya kecil sehingga agak susah buat ngeluarin selangnya. Di samping tas dan di bagian depan kompartemen bawah masing-masing ada 2 buah strap yang berguna untuk mengencangkan tas sehingga distribusi bobotnya merata. Saat cuaca hujan tak menentu, saya biasa menyelipkan raincoat di strap samping ini supaya praktis ngambilnya jika sewaktu-waktu turun hujan. Saking banyaknya tali kompresi, tas ini bisa diatur dan disesuaikan sendiri. Tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Sangat adaptif sekali. Sabuk pinggangnya mudah diatur. Cukup dengan menarik strap-nya kearah depan jika ingin dikencangkan. Sangat praktis dan hemat tenaga. Terdapat strap elastis pada dada dengan sambungan buckle. Strap ini berfungsi supaya sabuk pundak tidak bergeser ketika dipakai trekking. Saya sendiri jarang memakainya karena meski gak digunakan pun tas sudah stabil. Di strap ini ada cantolan yang biasa saya pakai untuk menyelipkan kacamata. Detail terakhir yang tak kalah pentingnya ialah soal jahitan dan risleting yang dipakai. Bahannya awet dan tahan lama. Deuter benar-benar paham soal ini. Risletingnya menggunakan YKK yang heavy duty. Kuat namun tetap halus. Untuk buckle-nya, Deuter menggunakan plastik yang cukup tebal sehingga benar-benar kokoh. Tidak mudah patah atau remuk. Setiap part dari Deuter ini memang pilihan terbaik di kelasnya. Mulai dari bahan kain, jahitan, tali strap, risleting, hingga buckle-nya. Deuter tak kenal kompromi dengan kualitas.

Berikut ini video tentang fitur-fitur Deuter Aircontact Pro.



Ketahanan
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Setiap part bahkan detail kecil sekalipun dari tas ini tak luput dari perhatian Deuter. Belasan kali saya pakai mendaki belum pernah terjadi malfungsi baik dari segi jahitan, risleting, buckle, dan lain sebagainya. Sampai sekarang, tas ini masih tetap kokoh. Sama seperti baru minus kotor saja karena pemakaian. Bahan kain yang digunakan ialah campuran nilon dan polyester kualitas premium berkerapatan tinggi. Bahan ini dikenal memiliki ketahanan yang luar biasa. Duri dan ranting tanaman tak bakal mampu mengoyak kain ini. Dengan bahan-bahan berkualitas wahid seperti ini, tak heran banyak pendaki menjulukinya tas badak atau tas porter lantaran awet dan kapasitasnya yang besar.


Performa dan Kenyamanan
Membahas tas carrier kurang afdol jika tidak membahas backsystem-nya. Panjang torso bisa diukur sendiri dengan membuka velcro yang ada di balik bantalan punggung. Setelah dibuka, akan terlihat strap berwarna merah yang bisa kita sesuaikan sendiri. Cara ini cukup unik dan efektif. Backsystem ini disebut dengan Vari-Fit. Inilah yang membuat saya lega memilih tas ini. Tidak seperti Osprey yang ukuran torso-nya gak bisa dirubah. Bahan yang digunakan di backsystem-nya pun lebih breathable dibanding merk lainnya. Bagaimanapun juga yang namanya trekking pasti ujung-ujungnya bakal berkeringat. Apalagi di bagian punggung. Hanya saja tidak separah ketika pakai tas merk lain. Lekuk desain tali pundak dan sabuk pinggangnya sesuai dengan anatomis tulang manusia sehingga sangat natural. Gak bikin sakit meski tas dalam kondisi penuh. Busa pada tali pundak dan pinggangnya berkonstruksi 2 layer. Hampir sama seperti bahan pada backsystem-nya sehingga cukup breathable. Busanya sangat tebal. Sabuk pinggang ini bisa mengikuti gerak penggunanya sehingga memudahkan pergerakan. Sistem ini disebut dengan Vari-Flex. Keseluruhan sistem tadi semakin membuat nyaman ketika dipakai trekking meski membawa beban berat. Distribusi beban tertopang merata antara pundak, punggung, dan pinggang. Kenyamanan tas ini sudah sering saya uji. Terlebih jika dipakai trekking jarak jauh dengan barang bawaan yang berat. Tak sekalipun saya menyesal telah membelinya.



Kesimpulan
Deuter Aircontact Pro 60+15 merupakan tas carrier dengan backsystem paling nyaman yang pernah saya coba. Tas ini cocok untuk trekking jarak jauh dengan daya tampung yang sangat banyak. Di situs resminya, tas ini mampu membawa bobot maksimal seberat 30 kilogram. Jadi kapasitasnya jangan disamakan dengan 60 liter-nya tas lokal. Sudah tentu jauh lebih besar tas ini. Tas ini sangat adaptif karena banyak tali kompresi yang bisa kita atur sendiri. Tas ini kurang cocok bagi anda yang lebih menyukai carrier ultralight karena bobotnya yang berat.


Kelebihan:
  • Kapasitasnya sangat besar
  • Backsystem yang nyaman, beban tas terdistribusi secara merata
  • Sangat tahan banting
  • Sangat adaptif karena banyak tali kompresinya
  • Bahan tas hingga segala detail-nya menggunakan bahan pilihan berkualitas tinggi
  • Sudah disertakan raincover
  • Kompatibel dengan water bladder

Kelemahan:
  • Tas terberat di kelasnya (bobot tasnya sendiri 3,1 Kg)

Update: Tampaknya setiap empat tahun sekali, Deuter melakukan update desain untuk beberapa seri tasnya. Awal tahun 2018 ini pun demikian. Deuter mengupdate beberapa tas-nya, termasuk seri Aircontact Pro. Total sudah tiga kali Deuter merilis seri ini. Model pertamanya rilis tahun 2009. Tas yang saya review ini model kedua yang rilis tahun 2013. Tidak terdapat perbedaan mencolok antara model 2009 dan 2013. Hanya beda di kantong depan saja. 

Untuk yang versi 2018 cukup banyak berubah. Mulai dari warna yang lebih kekinian serta penyempurnaan back-system nya. Ini kata Deuter loh, saya sendiri belum pernah mencobanya. Kalau beli yang versi 2018, di dalamnya dapat bonus daypack ukuran 20 liter. Lumayan, bisa muat muncak. Kantong depan dan kantong samping juga berubah. Kali ini memakai bahan elastis seperti pada tas Osprey sehingga dapat menampung lebih banyak barang.

Meski terdapat perbedaan di setiap modelnya, secara keseluruhan desainnya tetap sama. Bahan yang digunakan serta bobot tasnya pun masih sama. Deuter mempertahankan desainnya karena sudah terbukti sangat nyaman dan kokoh. Yang disempurnakan cuma detail-detail kecil saja supaya lebih baik lagi. Memang kalau sudah pas, ngapain dirubah lagi. Good job, Deuter!

Review Tas Gunung Carrier Deuter Aircontact Pro 60+15
Dari kiri ke kanan: Deuter Aircontact Pro model 2009, 2013, dan 2018.