Langsung ke konten utama

Tips Memilih Sleeping Bag

Tips Memilih Sleeping Bag

Kantong tidur atau sleeping bag sangat vital supaya tidur di gunung bisa nyenyak. Tanpa sleeping bag yang mumpuni tidur tak akan tenang. Dinginnya gunung di malam hari tak cukup dilawan dengan jaket yang tebal saja. Saya sendiri pernah mengalaminya ketika pertama kali ke Semeru. Bahkan waktu itu saya nyaris hypothermia (baca kisahnya disini). Oleh karena itu, memilih sleeping bag yang tepat sangatlah penting. Bangun tidur pun badan kembali fresh, siap untuk melanjutkan pendakian.

Perhatian! Perlu diingat bahwa sleeping bag bukanlah satu-satunya faktor penentu nyenyak tidaknya tidur anda di gunung. Faktor lainnya ialah suhu udara, kondisi badan, alas tidur, pakaian, dan tenda yang digunakan. Semua itu turut memengaruhi. Selain itu, faktor kebiasaan dan pengalaman juga penting. Semakin sering naik gunung maka akan terbiasa dengan suhu dingin. Itulah sebabnya mengapa penduduk lokal yang berada di dataran tinggi bisa tidur nyenyak meski hanya pakai sarung.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih sleeping bag:


Temperature Rating 
Patokan utama dalam memilih sleeping bag. Biasanya produsen mencantumkan temperature rating di setiap produk mereka. Baik dalam kemasan, tag, maupun di website resminya. Pengukuran temperature rating berpedoman sesuai standar internasional yang telah disepakati di Eropa (European Norm (EN) 13537 testing protocol). Ada tiga macam temperature rating yakni:
  • Comfort Rating: Suhu terendah dimana sleeping bag masih terasa nyaman dipakai tidur oleh rata-rata perempuan. Kenapa kok perempuan? sesuai standar EN 13537. Pada tahun 2005 mereka melakukan tes dan didapat kesimpulan sebagai berikut: saat tidur, rata-rata perempuan memiliki toleransi suhu yang lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki. Oleh sebab itu, tak heran bila perempuan lebih mudah kedinginan. Dengan menggunakan nilai rataan bawah tersebut diharapkan bisa memberi gambaran yang lebih riil tentang insulasi suatu sleeping bag. Logika sederhananya begini: jika yang cewek aja masih bisa tidur pulas, apalagi cowok.
  • Lower Rating: Suhu terendah dimana rata-rata perempuan mulai merasa kedinginan saat memakai sleeping bag tersebut namun masih bisa tidur. 
  • Extreme Rating: Suhu terendah dimana rata-rata pria mulai merasa kedinginan saat memakai sleeping bag tersebut namun masih bisa tidur.
Dari ketiga penjelasan di atas, kata-kata yang perlu digarisbawahi ialah "...namun masih bisa tidur". Terdengar sangat subjektif dan memang demikian faktanya. Sulit sekali menentukan standar baku temperature rating suatu sleeping bag. Banyak faktor yang memengaruhinya seperti yang sudah saya sebutkan di awal. Begitupun antara anda dengan teman anda tidaklah sama. Bisa jadi teman anda bisa tidur pulas walau hanya memakai sleeping bag murahan bikinan home industry. Sedangkan anda yang pakai sleeping bag seharga jutaan rupiah masih menggigil kedinginan. Untuk amannya di gunung-gunung Indonesia, pilih yang memiliki comfort rating antara 7° - 12° Celsius dengan lower rating antara 2° - 7° Celsius.


Jenis Season
Sleeping bag bikinan luar negeri mencantumkan jenisnya berdasarkan season atau musim pemakaian. Sedangkan buatan lokal jarang ada yang mencantumkan. Toh juga tidak perlu lah di Indonesia cuma ada dua musim: hujan dan kemarau. Semakin tinggi season-nya maka akan semakin tebal bahannya dan semakin mahal pula harganya. Berdasarkan season atau musimnya sleeping dibagi menjadi empat macam yakni:
  • 1-Season: Biasa digunakan untuk musim panas. Bahannya tipis sehingga gak bikin pengap. Cocok untuk berkemah di perbukitan atau di pantai. Jenis sleeping bag ini jelas kurang cocok dipakai naik gunung karena kemampuan insulasinya belum cukup mumpuni.
  • 2-Season: Biasa digunakan untuk musim panas dan musim semi. Bahannya sedikit lebih tebal dari yang 1-season. Sleeping bag tipe ini bisa dipakai naik gunung di Indonesia asalkan memakai pakaian pelengkap dan alas tidur yang baik.
  • 3-Season: Digunakan untuk musim semi hingga musim salju. Bahannya lebih tebal dari yang 2-season. Cocok digunakan di Indonesia karena insulasinya sangat baik. Sleeping bag tipe ini sudah lebih dari cukup.
  • 4-Season: Dipakai di daerah bersalju dengan suhu ekstrim seperti di Himalaya. Sleeping bag yang paling tebal dan paling berat bobotnya. Tidak cocok dipakai di Indonesia kecuali jika anda pengin sauna di dalam tenda. 
Biasanya penamaan sleeping bag diikuti dengan jumlah seasonnya. Semisal: Snugpak Jungle Bag 1, The North Face Aleutian 2, Millet Vango 3, dan Mountain Equipment Iceline 4.


Bahan Insulasi
Cara kerja sleeping bag ialah dengan menahan udara yang ada di dalam supaya tidak terpapar suhu dari luar. Dengan demikian bisa meminimalisir hilangnya panas tubuh. Maka dari itu penting untuk memilih bahan insulasinya. Bahan ini biasa disebut dengan fill. Sedangkan kain bagian dalamnya disebut lining dan kain bagian luarnya disebut shell. Ada 2 macam bahan insulasi:
  • Down: Terbuat dari bulu bebek atau bulu angsa. Bahan alami ini dikenal sebagai insulator yang baik terhadap udara dingin. Bahan ini juga banyak dipakai untuk membuat jaket outdoor.
  • Sintetis: Terbuat dari serat fiber yang disusun berongga-ronga mirip seperti down. Umumnya terbuat dari bahan polyester seperti fiber, polar, atau dakron.
Kedua bahan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan dan kekurangan down:
(+) Insulasinya sangat baik
(+) Bobotnya lebih ringan dari bahan sintetis 
(+) Packingnya kecil
(-) Kemampuan insulasinya akan hilang apabila basah
(-) Butuh perawatan khusus supaya awet
(-) Biasanya harganya lebih mahal
(-) Sebagian orang ada yang alergi terhadap bulu angsa

Kelebihan dan kekurangan sintetis:
(+) Masih memberikan insulasi apabila basah
(+) Lebih mudah perawatannya
(+) Harganya lebih murah
(-) Insulasinya tidak sebaik down
(-) Bobotnya lebih berat
(-) Packingnya lebih besar

Berdasarkan uraian di atas, pilih bahan sleeping bag sesuai kebutuhan. Saran saya jika ada budget berlebih pilih yang berbahan down. Terlebih lagi sekarang sudah banyak sleeping bag yang shell-nya water repellent. Meski begitu, jaga sleeping bag supaya tetap kering. Bungkus dengan tas plastik biar tidak basah terutama saat musim hujan.


Modelnya
Dari segi bentuk dan modelnya ada tiga jenis yakni:
  • Rectangle: Berbentuk persegi panjang seperti tikar. Tipe ini rawan cold spot. Yaitu bagian tubuh tertentu yang mudah terkena hawa dingin. Khususnya kaki dan kepala karena tidak dilengkapi dengan kupluk / hoodie.
  • Tapered: Disebut juga semi-mummy. Menyerupai kepompong. Memiliki insulasi yang baik karena bentuknya lebih rekat ke tubuh. 
  • Mummy: Berbentuk mengecil di bagian kaki mirip seperti mumi. Tipe ini memiliki insulasi yang paling baik karena minim ruang kosong sehingga panas tubuh dapat diserap secara optimal.
Dalam hal ini sudah jelas. Pilihlah yang model mummy. Lihat gambar di bawah ini untuk lebih jelasnya.

Tips Memilih Sleeping Bag

Bobotnya 
Pertimbangkan bobot sleeping bag. Jangan terjebak pemikiran kuno bahwa semakin tebal dan berat maka semakin hangat sleeping bag tersebut. Belum tentu demikian karena jika berbicara soal insulasi tidak bisa berpatokan hanya dari bobotnya saja. Untuk itu dikenal istilah warmth-to-weight ratio atau perbandingan bobot dan kehangatan. Semakin tinggi nilainya maka semakin baik insulasinya.

Coba bawa selimut hotel yang tebal untuk naik gunung. Bandingkan dengan memakai sleeping bag 3-season. Bakal sama-sama hangatnya atau bahkan lebih hangat pakai sleeping bag. Mengapa demikian? karena sleeping bag memiliki warmth-to-weight ratio yang lebih baik dibandingkan selimut hotel. Jadi berat belum tentu hangat. Apalagi sekarang sudah banyak sleeping bag ultralight yang ringan dengan insulasi yang baik. Idealnya untuk pendakian gunung-gunung di Indonesia bobot sleeping bag tak lebih dari 1 kilogram.


Fitur-fitur lainnya
Beberapa fitur berikut ini berguna untuk menunjang kenyamanan tidur. Antara lain:
  • Hoodie: Pilih sleeping bag yang ada kupluk kepalanya guna menambah kehangatan. Bagian kepala sangat rawan terserang hawa dingin. Cari yang ada tali pengencangnya supaya bisa diketatkan.
  • Risleting: Pastikan risletingnya halus dan tidak mudah macet.
  • Size: Jika berbadan bongsor, pilih ukuran sleeping bag yang XL. Sleeping bag yang baik ialah yang mampu menutup seluruh anggota badan termasuk kepala agar tubuh tidak terekspos suhu dari luar. Jangan yang terlalu ngepas karena bakal susah dibuat gerak. 
  • Water-repellent: Perhatikan spesifikasinya. Pilih yang shell-nya sudah di treatment dengan water-repellency supaya tetesan air tidak tembus ke dalam sleeping bag.
  • Kantong penyimpanan: Yang terakhir ialah kantong penyimpanan. Pilih yang ada tali kompresinya supaya bisa di packing jadi kecil. Lihat contohnya disini. Namun ingat, jangan terlalu sering mengompresnya karena akan merusak filling sleeping bag tersebut.

Itulah tips yang harus diperhatikan dalam memilih sleeping bag. Pastikan jangan salah pilih biar bisa tidur pulas. Selain itu, sleeping bag juga butuh perawatan khusus supaya awet dan insulasinya tetap prima. Tips merawat dan mencuci sleeping bag bisa anda baca disini.